Pages

Featured Posts

Rabu, 13 November 2013

PONDASI TELAPAK

PONDASI TELAPAK

1. DEFINISI PONDASI
    Pondasi didefinisikan sebagai bagian dari struktur yang berhubungan  langsung dengan tanah, dan berfungsi untuk menyalurkan beban-beban pada  struktur atas ke tanah. Pondasi suatu bagunan berfungsi untuk memindahkan  beban – beban pada struktur atas ke tanah. Pondasi harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat mendukung beban –beban struktur, baik berat sendiri,  beban hidup, beban angin, gempa, dll.

    Fondasi bertujuan untuk meratakan beban kedalam bidang yang cukup 
luas, sehingga tanah yang ada bisa mendukung beban diatasnya dengan aman 
tanpa penurunan yang berlebihan.

1. JENIS - JENIS PONDASI TELAPAK
    Pemilihan jenis fondasi yang cocok untuk bangunan bergantung pada :
-  Kedalaman tanah dari dasar pondasi 
-  Daya dukung tanah dan keseragaman dari tanah 
-  Jenis dari bangunan atas yang didukungnya. 
-  Ukuran dari fondasi yang berkaitan langsung dengan beban yang bekerja diatasnya. 

    Pondasi telapak beton dapat digolongkan sebagai berikut :
    a.Pondasi telapak kolom setempat
seperti sering disebut  juga sebagai fondasi telapak   terpisah. Untuk menjamin keseimbangan  dan efisiensi umumnya berbentuk telapak bujur sangkar, tetapi apabila ruangnya terbatas dapat juga berbentuk empat persegi panjang.



                                              Pondasi telapak kolom setempat

    b. Pondasi telapak dinding 
seperti bertugas mendukung dinding, baik yang menumpu secara konsentris ataupun tidak. 
    c.  Pondasi telapak gabungan
mendukung dua kolom atau lebih dan telapaknya dapat berbentuk empat persegi panjang atau trapesium. Apabila dua fondasi telapak terpisah digabungkan melalui balok pengikat, sering dinamakan sebagai fondasi telapak kantilever.
    d.  Pondasi plat 
merupakan fondasi telapak menyeluruh dengan telapak sangat luas dan mendukung semua kolom dan dinding struktur bangunan, umumnya digunakan apabila bangunan harus didirikan diatas tanah dasar lembek.
    e.   Pondasi telapak tiang pancang (pile cap), 
melayani pelimpahan beban kolom dari atas kepada sekelompok tiang pancang di bawahnya, yang kemudian diteruskan ke tanah pendukung melalui gesekan permukaan atau
tumpuan ujung tiang.




Selasa, 12 November 2013

PONDASI BATU KALI

PONDASI BATU KALI

1. Susunan material pada pondasi batu kali
     a.  Lapisan tanah dasar
Lapisan pasir yang dipadatkan setebal 5-10cm, berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi.
    
     b.  Aanstamping / Pas. batu kosong
Lapis atas pasir dasar, terbuat dari batu kali berdiameter sekitar 10-15cm, disusun tegak dan rapat tanpa adukan, disela-selanya diisi pasir yang disiram air laludipadatkan sehingga tidak ada rongga kosong. Berfungsi sebagai lantai kerja dan drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi.

     c.  Badan pondasi 
Dibuat dari pas. batukali dengan perekat camp. 1pc:3ps. Menyusun batu kali pada badan pondasi tidak boleh ada siar segaris vertikal maupun horizontal. Untuk memudahkan pemasangannya, batu pada bagian tepi harus dibuat lebih tinggi daripada batu pada bagian tengah. Posisi ini juga akan mencegah campuran melimpah terlalu banyak keluar badan pondasi.


     d.  Sloof beton 
Berupa beton bertulang dengan campuran 1pc:2ps:3kr di atas sepanjang pondasi. Berfungsi untuk menyalurkan beban dari dinding tembok di atasnya agar terbagi rata di sepanjang pondasi. 


     e.  Dinding dengan perekat trasram 
Tingginya sampai 20-30cm di atas permukaan lantai. Fungsi untuk mencegah merembesnya air tanah naik ke dinding sehingga dinding menjadi rusak. Untuk km/wc tinggi dinding trasram 150cm.


     f.  Lapisan pasir di bawah lantai
Berupa urugan pasir setebal 15-20cm yang dipadatkan. Berfungsi untuk mencegah pecahnya lantai akibat penyusutan tanah di bawahnya.


     g.  Beton tumbuk
Fungsinya untuk menjaga agar lapisan lantai tidak pecah dan turun secara merata. Tebalnya sekitar 3-5cm. Terbuat dari pas. 1pc:3ps:6kr


     h.  Lantai keramik
Dipasang dengan perekat camp. 1pc:3ps

      i.  Tanah urug
Dipasang dengan perekat camp. 1pc:3ps

      j.  Kemiringan galian tanah
Perbandingan kemiringan 5:1

Minggu, 21 Juli 2013

MATERIAL BAJA

Material Baja

Berikut ini adalah karakteristik dari material baja, baik sifat mekanis, alat sambungan untuk struktur baja. 

1. Sifat Mekanis Baja
  •    Stiffness ( kekakuan )
Sifat bahan yang mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang besar. Ini merupakan ketahanan terhadap deformasi.
  •  Strength ( kekuatan )
Sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan yang paling besar material mampu renggang sebelum rusak ( failure ).
  •  Elasticity ( elastisitas )
Sifat material yang dapat kembali ke dimensi awal setelah beban di hilangkan
  •  Ductility ( keuletan )
Sifat material yang mampu deformasi terhadap beban tarik sebelum benar - benar patah ( rupture ). Material ulet adalah material yang dapat ditarik menjadi kawat tipis panjang dengan gaya tarik tanpa rusak.
  •  Brittleness ( kegetasan )
Menunjukan tidak adanya deformasi plastis sebelum rusak. Material yang getas akan tiba-tiba rusak tanpa adanya tanda terlebih dahulu.
  •  Malleability ( kelunakan )
Sifat material yang mengalami deformasi plastis terhadap beban tekan yang bekerja sebelu benar - benar patah. 

2. Tegangan leleh
    Tegangan leleh untuk perencanaan (fy) tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan Tabel dibawah. 


3. Tegangan putus
    Tegangan putus untuk perencanaan (fu) tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan
Tabel dibawah. 


4. Sifat-sifat mekanis lainnya
    Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai
berikut:
  • Modulus elastisitas : E = 200.000 Mpa
  • Modulus geser : G = 80.000 Mpa
  • Nisbah poisson : μ = 0,3
  • Koefisien pemuaian : α = 12 x 10E-6 ºC
5. Syarat Penerimaan baja
  Laporan uji material baja di pabrik yang disahkan oleh lembaga yang berwenang dapat dianggap sebagai bukti yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini. 


6. Baja yang tidak teridentifikasi    
     Baja yang tidak teridentifikasi boleh digunakan selama memenuhi ketentuan berikut ini:
  • bebas dari cacat permukaan
  • sifat fisik material dan kemudahannya untuk dilas tidak mengurangi kekuatan dan kemampuan layan strukturnya
  • ditest sesuai ketentuan yang berlaku. Tegangan leleh (fy) untuk perencanaan tidak boleh diambil lebih dari 170 MPa sedangkan tegangan putusnya (fu) tidak boleh diambil lebih dari 300 MPa.

Alat Sambung

1. Baut, mur, dan ring
    Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, baut yang sering digunakan adalah baut hitam. 
   Baut hitam terdiri dari 2 jenis yaitu : 
  • Baut yang diulir penuh 
         Baut yang diulir penuh berarti mulai dari pangkal baut sampai ujung baut diulir
  • baut yang tidak diulir penuh 
    Baut berkekuatan tinggi terdiri dari 3 type yaitu : 
  • Baut baja karbon sedang
  • Baut baja karbon rendah
  • Baut baja tahan karat
    Sambungan balok - balok :




    Sambungan profil - pelat penyambung :




     Sambungan pelat - pelat :


                                 


2. Alat sambung mutu tinggi
    Alat sambung mutu tinggi boleh digunakan bila memenuhi ketentuan berikut :
  • Komposisi kimiawi dan sifat mekanisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
  • Diameter batang, luas tumpu kepala baut dan mur / penggantinya harus lebih besar dari nominal yang ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. Ukuran lainnya boleh berbeda 
  • Cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung boleh berbeda dari ketentuan selama persyaratan gaya tarik minimum alat sambung dipenuhi dan prosedur penarikannya dapat diperiksa.
3. Las
    Material pengelasan dan logam las harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku

4. Penghubung geser jenis paku yang dilas
    Semua penghubung geser jenis paku yang dilas sesuai dengan ketentuan yang berlaku

5. Baut angker
  Baut angker harus memenuhi ketentuan butir / dibuat dari batang yang memenuhi ketentuan selama ulirnya memenuhi ketentuan yang berlaku.